KETUHANAN DALAM WEDA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bila orang mempelajari agama Hindu biasanya mulai
dengan mengenal kitab-kitab Weda sebab ajaran agama Hindu mengalir melalui
ajaran weda. Weda adalah kitab suci agama Hindu yang tertua bahkan kitab tertua
orang-orang arya. Dalam menghadapi perkembangan jaman saat ini yang sudah tentu
akan berpengaruh pada perkembangan agama Hindu
yang mungkin penganutnya tersebar di seluruh pelosok dunia. Melihat tantangan
yang mengarah pada penipisan pemeluk agama Hindu khususnya yang berada di
Indonesia, yang salah satu penyebabnya adalah kurangnya penyuluhan agama
dikalangan umat kita dan penjelasan agama kita yang selalu berpaham pada ritual
semata, oleh karena itu penjelasan-penjelasan agama dengan pengetahuan yang
logis dalam konteks makna dan simbolisnya, seperti dalam Tri Kerangka Agama Hindu.
Semua ajaran agama Hindu selalu berpegang teguh pada tri kerangka ini yang merupakan dasar acuan pelaksanaan ajaran
agama Hindu walaupun beda pelaksanaannya tetapi tidak mengurangi intisari yang
ada pada Kitab Suci Weda.
Bila ingin memahami ajaran agama Hindu kita dapat
mempelajari berbagai sumber seperti membaca kitab Weda, Sruti-smreti, Epos
Ramayana, Mahabrata, Bhagawdgita atau kitab-kitab yang lainnya. Kita mengetahui
agama Hindu sebagi salah satu agama besar yang kehadirannya diakui dunia
ajarannya telah banyak menyumbangkan pemikiran dan peradaban yang bernilai
luhur baik berupa kebudayaan, tatanan kehidupan dan kemasyarakatan maupun
nilai-nilai sepritual yang tinggi dan universal.
Ajaran-ajaran agama Hindu yang bersumber dari kitab
suci weda merupakan ajaran yang sangat universal dan mendalam yang mencakup
dimensi waktu masa lampau, masa kini maupun masa yang akan datang (attita,
nagata dan wrtamana). Untuk menambah keyakinan umat Hindu terhadap ajaran agama
yang dianutnya pemahaman terhadap kitab suci weda perlu ditingkatkan dan
dimantapkan.
Ilmu dan pengetahuan adalah suatu hal yang sangat
penting dalam kehidupan manusia dan pengetahuan weda adalah pengetahuan
spiritual yang mengandung daya keillahian yang mempunyai tujuan untuk
memperlihatkan keillahian yang ada dalam batin kita dengan jalan mengontrol
sifat-sifat jasmani dan rokhani kita.
Pengetahuan weda adalah pengetahuan yang memberikan kemampuan untuk menggunakan
wiweka yaitu untuk memilah-milah dan membedakan antara yang baik dan yang
buruk, antara yang benar dan yang salah. Peraktekkanlah pengetahuan ini melalui
kerja atau bhakti atau latihan-latihan batin. Dimana tujuan terakhir dari
segenap umat manusia dan tujuan dari semua agama hanya satu yaitu bersatunya
kembali kedalam Tuhan atau dalam istilah yang sama yaitu bersatu kembali dengan
keillahian yang merupakan sifat sejati dari manusia itu sendiri tetapi walau
tujuannya satu maka jalan yang dapat ditempuh dengan berbagai cara kalau
tiap-tiap ilmu pengetahuan mempunyai cara tersendiri maka demikian pula halnya
dengan setiap agama yang mempunyai cara untuk mencapai tujuan dalam agama Hindu
disebut yoga.
Mengenai tentang keberadaan weda atau usia weda belum
ada sumber yang jelas tentang kapan dan dimana weda itu ditemukan, dalam usia
weda manusia ditetapka seratus tahun, kehidupan seratus tahun bukan hanya
sebatas hidup melinkan hidup sehat dengan melihat, mendengar dan tanpa
penyakit. Usia seratus tahun diberikan untuk memahami diri sendiri, baik secara
internal maupun eksternal. Pandangan bahwa ada seorang yogi atau manusia yang
dapat hidup ribuan tahun adalah tidak benar, karena siapan manusia tidak akan
mampu melawan hukum alam (Rta). Setiap makhluk hidup atau benda mati akan mengalami
proses kelahiran dan kematian atau kehancuran meskipun ia adalah seorang raja,
yogi dan sebagainya. Akan tetapi kebenaran weda adalah kebenaran yang bersifat
kekal abadi yang merupakan wahyu langsung bersumber dari Tuhan.
Umat Hindu sesuai dengan perkembangan jaman tidak,
cukup hanya memahami ajaran agama dan konsep ketuhanan secara tradisional,
tetapi mendalami lebih jauh dengan jalan mendapatkan penjelasan dan keterangan
yang lebih akurat dan logis tentunya berdasarkan sumber sastra agama dalam menghilangkan
keragu-raguan yang menutupi pengatahuannya, sehingga nantinya didapat
pengetahuan yang dapat dipertanggungjawabkan.
1.2. Rumusan Masalah
Seperti kita ketahui bahwa dalam kitab suci weda
banyak disebutkan nama dewa-dewa sebagai penjaga keseimbangan dunia ini yang
masing-masing mempunyai tugas sesuai dengan fungsinya.
Dari paparan ringkas di atas dapat dirumuskan beberapa
rumusan masalah yang menyangkut tentang ketuhanan dalam weda adalah sebagi
berikut :
a.
Apa pengertian Weda, Tuhan, Dewa dan Bhatara dalam
Weda?
b. Seperti apa ketuhanan yang ada dalam weda?
c. Bagaimanakah Mitologi ketuhan dalam weda?
1.3. Manfaat dan Tujuan Penulisan
Penulisan ini pada dasarnya bermaksud untuk
mendeskripsikan dan mengetahui konsep ketuhanan dan mitologi dewa-dewa yang
terdapat dalam kitab suci weda, utamanya dapat mengungkap tentang sumber ajaran
tentang dewa-dewa dalam weda. Serta diharapkan dapat memberikan gambaran yang
lebih komfrehensif kepada masyarakat umum atau generasi muda yang mempunyai
kepedulian terhadap agama Hindu khususnya yang ingin mengetahui tentang konsep
ketunan yang terdapat dalam kitab suci weda.
1.4. Ruang Lingkup Penulisan
Mengingat berbagai keterbatasan yang dimiliki penulis
maka pengkajian terhadap ketuhanan dalam weda berdasarkan sumber yang didapat
oleh penulis, karena luas dan banyaknya dewa-dewa yang ada dalam weda maka
penulis hanya mengungkap dewa-dewa yang terdapat dalam kitab Rg. weda itu pun
hanya dewa-dewa yang umum diketahui dan yang lebih dikenal oleh masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Weda
Sebelum lanjut membahas mengenai
ketuhanan dalam weda terlebih dahulu kita ketahui apa itu weda? Dan yang mana
dikatakan weda? Karena di kalangan masyarakat umum masih banyak masyarakat yang
bingung tentang pengertian weda, dan pengetahuan weda ini hanya diketahui oleh
orang-orang berpendidikan saja atau kalangan intelektual saja. Dimana banyak
interpretasi masyarakat mengenai weda itu sendiri yaitu pengetahuan sebagian
masyarakat tentang weda hanyalah sebuah mantra atau doa pemujaan yang dikaitkan
dengan sulinggih yang sedang “mepuja” atau “meweda”. Dan lebih hironisnya masih
banyak umat kita yang belum pernah mengambil kitab suci weda bahkan melihat
saja belum pernah.
Sesungguhnya kitab suci weda bukanlah
hasil susastra saja seperti Bhagawadgita atau bukan pula kuimpulan dari
beberapa buku dalam suatu masa tertentu seperti tri pitaka agama budha dan
injil agama kristen tetapi suatu susastra yang menyeluruh dari abad keabad, dan
disampikan dari mulut kemulut, dari generasi kegenerasi. Weda sebagaimana kita kenal
sekarang merupakan sabda Tuhan Yang Maha Esa yang memuat berbagai pandangan dan
pengetahuan penting yang diperlukan umat Hindu.
Kata weda berasal dari kata sanskerta
yaitu dari urat kata “Wid” yang berarti pengetahuan dan dari kata “wid” menjadi
widya atau widdhi yang berarti Maha Tahu yaitu pengetahuan, akan tetapi tidak
semua pengetahuan dapat dikatakan weda. Pengetahuan weda adalah pengetahuan suci
yang bersifat hakiki yang memiliki kebenaran mutlak dan bersumber langsung dari
Tuhan (Brahman) yang memberi tuntunan kepada umat manusia untuk mencapai
kebahagiaan dan kedamaian baik di dunia maupun diakhirat.
Weda merupakan mantra-samhita yaitu
himpunan dari mantra-mantra. mantra adalah nynyian pujaan yang ditujukan kepada
para Dewa oleh yang menyanyikan, para dewa dimohonkan agar sudi mendengarkan
nyanyian yang umumnya berisi permohonan yang bersifat untuk keselamatan hidup
di dunia.
Contoh nyanyia-nyanyian tersebut :
Agni naya
supartha raye asman
Visvani deva
vayunani vidvan
Yuyodhya smajuhuranameno
Bhusistham te name uktim vidhema
Artinya :
Agni,
tuntulah kami pada jalan
Yang benar
menuju kepada kebahagiaan
Agni,
engkau mengetahui semua usah yang baik
Hapuslah dosa-dosa yang menyesatkan
Hamba akan memuji-Mu sebanyak-banyaknya.
Secara tradisional weda terderi dari empat
macam yang disebut dengan catur weda yaitu Reg Weda yang sebagian besar terdiri
dari nyanyian pemujaan, yayur weda yaitu yang berhubungan dengan mantra yadnya,
sama weda yang berisi melodi dan atharwa weda yang sebagian besar berisi mantra
gaib.
2.2. Pengertian Tuhan
Berdasarkan kitab suci weda Tuhan
merupakan “Acintya” yaitu tak terpikirkan. Dan Tuha itu hanya dapat diwujudkan
melalui simbul atau nyasa, wujud beliau dapat dihafalkan menurut fantasi
manusia. Rahasia keilahiannya terembunyi dalam kabut rahasia pengetahuan
manusia, sifat-sifat kerahasiaan itu dipikirkan kedalam bentuk nyasa dengan
cara-cara simbolik yang disebut maya sakti. Nyasa yang banyak dipakai dalam ajaran
agama Hindu adalah simbul dengan garis-garis tertentu yang disebut yantra
(cakra) perpaduan warna, kembang dan warna-warna tertentu secara arca yang
wujud bentuknya kadang-kadang fantasi seperti yang kita lihat.
Dengan semakin berkembangnya
peradaban dan kemampuan berpikir manusia, ajaran agama Hindu mengalami pula
perkembangan dalam penghayatan dan pelaksanaannya. Dari politeisme dan
henoteisme, ajaran agama Hindu berkembang menuju monotesme dan monisme,
pandangan yang mengakui dengan tegas hanya ada satu Tuhan yaitu Brahman sebagai yang mutlak “Ekam Eva Adwityam Brahman yang artinya hanya satu Tuhan tiada yang kedua
demikian ucapan weda. Pandangan monisme seperti ini tidaklah dipertentangkan
dengan pandangan sebelumnya karena dalam weda sudah disebutkan Tuhan Yang Maha
Esa itu disebut pula dengan berbagai nama, Dia-lah pencipta (Brahma), Dia pula penopang dan
pemelihara alam semesta beserta isinya (wisnu),
dan pada saatnya melebur segala ciptaannya menuju asalnya (siwa).
Dalam Rg. Veda, kitab weda tertua disebutkan Tuhan telah menciptakan alam
semesta beserta isinya dan Ia pula yang menciptakan dewa-dewa untuk
mengendalikannya. Sebagai ajaran yang terbuka, weda bagaikan tanah sebur bagi
persemian berbagai aliran dan pandangan filsafat. Lambang-lambang dan gagasan
dalam weda diberi pengertian dan makna baru tanpa menggoncangkan kepercayaan
lama.
2.3. Pengertia Dewa
Dewa berasal dari bahasa sanskerta
yaitu dari urat kata “Div” yang berarti “sinar” atau cahaya (nur). Sampai
sekarang masih banyak yang salah mengartikannya dan beranggapan bahwa Dewa
adalah Tuhan. Ajaran filsafat ketuhanan dalam agama Hindu telah menjelaskan
dengan seksama bahwa segala yang ada di muka bumi ini adalah ciptaan Tuhan Yang
Maha Esa. Dewa-dewa diciptakan sebagaimana alam semesta ini, yaitu untuk
mengendalikan alam semesta ini, tiap aspek dikuasai oleh satu Dewa dengan ciri-ciri
dan lambang-lambang yang khusus pula.
Dengan kata lain Dewa-dewa adalah
personifikasi dari kekuatan-kekuatan yang berada dibalik kekuatan-kekuatan alam
yang karib dengan manusia, yang murah hati dengan pemuja-pemujanya namun
menakutkan bagi mereka yang amat membencinya. Para Dewa itu amat kuat, arif,
penyayang, maha tahu, menyusupi segala, adil, benar, dan murah hati. Mereka
menganugrahi kemakmuran yang bersifat duniawi, kebijaksanaan yang bersifat
moral, kejayaan yang bersifat peperangan, kekayaan, umur panjang, anak cucu dan
sebagainya.
Dalam Weda disebut Agni (dewa api),
Sutya (dewa Matahari), Usa
(dewa fajar), Prthivi (dewa bumi), Dyaus (dewa langit), Mitra (dewa siang),
Parjanya ( dewa awan dan hujan), Maruts (dewa angina ribut), Vayu (dewa angin),
Savitr (dewa matahari pagi) dan sebagainya. Kadang-kadang mereka dipuja
satu-satu sehingga menunjukkan sifat-sifat politeisme yang Anthropomorphic dan kadang-kadang juga dipuja bersamaan dalam
kelompok serta kadang-kadang semua Dewa dipuja bersama-sama yang diyakini
sebagai sebagian aspek dari Tuhan Yang Tertinggi Yang Esa.
Setiap Dewa mempunyai satu sakti yang
tidak terpisah dari padanya sebagi halnya suami-istri. Sakti inilah yang
diwujudkan dalam bentuk Dewi yang dianggap sebagai istri Dewa. Hubungan antara
Dewa dengan saktinya banyak merupakan dasar dalam agama Hindu, karena itu
janganlah cepat menyimpulkan bahwa kepercayaan tentang ketuhanan dalam agama
Hindu adalah berkisar pada kepercayaan pada Dewa-dewa saja.
2.4. Pengertian Bhatara
Kata Bhatara berarti “Raja” ataupun yang dipertuakan dan kadang-kadang
diartikan pula sebagai “pelindung” yaitu dari kata “Bhatr”. Didalam agama Hindu
yang umum dikenal Bhatara adalah Krsna. Bhatara harus memenuhi syarat, sifat
dan tujuan tertentu seperti menegakkan dharma, melindungi yang lemah dan
hukum-hukum agama Hindu yang benar serta menyampaikan ajaran-ajaran agama yang
diterima langsung dari Tuhan (Sruti) kepada umat manusia.
Dari penjelasan pengertian singkat tantang Tuhan, Dewa dan Bhatara di atas
kita dapat mengetahui gambaran secara umum mengenai konsep ketuhanan dalam
ajaran agama Hindu dimana agama Hindu mengenal banyak personifikasi Tuhan
sesuai dengan swabawanya atau manifestasi yang dipuja namun pada haketnya
konsep ketuhanan dalam Hindu adalah monoteisme yaitu mengenal satu Tuhan
sebagai hakekat tertinggi.
2.5. Dewa-Dewa dalam Weda
Dalam pembahasan ini penulis akan
menjelaskan masing-masing Dewa beserta motologinya yang terkenal dalam Kitab
Rg. Weda dan disertai kutipan langsung dari Rg. Weda dangan terjemahannya. Dengan
uraian-uraian ini akan memperjelas pengetahuan kita tentang ajaran Ketuhanan
dalam agama Hindu. khususnya pengetahuan tentang dewa-dewa dalam weda.
1.
Agni
Agni adalah Dewa penting sesudah
Indra, awal penampilannya adalah penampilan dengan personifikasi dan hampir
selalu dihubungkan dengan upacara api, Ia digambarkan dengan berambut nyala
api, berjanggut panjang, berdagu panjang dan bergigi emas. Sering digambarkan
dengan lidahnya, yang dengan lidahnya itu Dewa-dewa menyantap persembahan yang
berupa makanan. dengan kepalanya yang menyala Ia memandang kesegala penjuru. Ia
sering mempunyai tanduk yang tajam, Ia adalah burung Dewa, Ia
adalah burung elang di langit, bila berada di air Ia seperti angsa. Kayu dan
mentega adalah santapannya, dan mentega cair adalah minumannya.
Ia adalah putra Dyanus, Dewa langit,
dan sering pula disebut-sebut putra langit dan bumi. Ia juga keturunan air,
Agni lebih sering dihubungkan dengan Indra ketimang Dewa lain. Lepas dari
aktivitas Agni dalam upacara maka mitologi Agni lebih banyak dihubungkan dengan
bermacam-macam cerita tentang kelahirannya, wajahnya dan tempat tinggalnya. setiap
hari dia lahir dari dua batang kayu gosok, Ia lahir dari kayu kering.
Selanjutnya matahari dipandang sebagai
perwujudan Agni. Agni adalah cahaya sorga sewaktu langit cerah. Agni
diasosiasikan lebih erat berhubungan dengan manusia dari pada dengan Dewa-dewa.
Ia amat sering dipanggil ayah kadang-kadang juga sebagai saudara dan bahkan
sebagai seorang putra penyembahnya. Ia mengantarkan persembahan orang kepada
para dewa dan mengajak para dewa hadir dalam persembahan orang, jadi Ia
berfungsi sebagai seorang duta yang ditunjuk oleh para Dewa dan orang sebagai
pengantar persembahan. Ditengah-tengah upacara korban ia dihormati sebagai
pendamping suci para pendeta karna itu Ia sering dipanggil Hotra yang mengandung pengertian pendeta.
Berikut ini kutipan-kutipan yang berhubungan dengan Agni :
1. Agnim ile purohitam
Yajnasya
dewamrtvijam
Otaram ratnadhatamam
Artinya :
Kami memuja Agni, pendeta yang berada di
depan, yang dipuja dalam upacara korban, pendeta yang mengatur upacara korban
sesuai dengan musim dan pemuja yang mempersembahkan upacara korban dan yang
menguasai kekayaan yang terbaik dalam wujud permata-permata.
2. Agnih
purveghir rsibhirijyo
Nutairuta
sa dewam eha vaksati
Artinya :
Demikianlah
agni menjadi sasaran pemujaan para Rsi saman dulu dan saman sekarang ia
mengundang para dewa dari semua arah datang pada upacara korban ini.
2.
Indra
Indra banyak digambarkan sebagai manusia. Ia adalah Dewa guntur yang
menaklukkan raksasa yang merintangi hujan dan menaklukkan kegelapan serta
memberikan air dan cahaya yang terang. Setelah minum soma ia menggerak-gerakan
rahang dan janggutnya, badan, rambut dan janggutnya berwarna terang. Tangannya
memegang vajra yaitu halilintar yang merupakan satu-satunya senjatanya. Dan
kadang-kadang membawa panah dan angkus. Keratanya kereta emas ditarik oleh dua
ekor kuda perang. Indra lebih sering dihubungkan dengan soma ketimang Dewa-dewa
lain minuman ini merangsang ia untuk berperang, ketika ia membunuh vrtra, penahan hujan ia minum soma
sebanyak tiga danau.
Sifat-sifat dasarnya digambarkan bermacam-macam. Sifat yang dekat dengan
Indra adalah berhubungan dengan keunggulan-keunggulan fisik dan kekuatan atas
dunia fisik. Ia amat bertenaga dan keras dalam tindakan, pejuang yang tak dapat
dihalang-halangi. Sebagai penghancur raksasa dalam pertempuran maka Indra sering
disebut perwira selanjutnya Indra dipuja sebagai pelingdung, penolong oleh
sahabat-sahabat pemujanya.
Berikut ini kutipan-kutipan yang berhubungan dengan indra :
1. Yo
yata eva prathamo manasvan
Devo devam kratuna paryabhusat
Yasya susmad
rodasi abhyasetam
Nrmnasya mahna sa janasa Indrah
Artinya :
Dewa yang arif yang demikian lahir
demikian mengatasi para dewa dalam kekuatan, di depan kehebatannya dua dunia
gemetar karena keberaniannya yang hebat. Dialah indra oh orang-orang laki.
2. Yah prathivim vyathamanam adrmhad
Yah
parvatam prakupitam aramnat
Yo antariksam vimame variyo
Yo dyam astabhnat sa janasa Indrah
Artinya :
Dia yang membuat dunia yang gemetar
menjadi kukuh, Dia yang membuat gunung yang goyang menjadi diam dan tenang, Dia
yang membagi langit menjadi lebih besar, dan Dia pula yang mendukung langit,
Dialah Indra oh orang-orang laki.
3.
Rudra
Rudra mempunyai bibir yang manis, rambutnya
yang dijalin. Badannya berwarna coklat, wajahnya menyilaukan sebab ia bersinar
seperti sinar matahari yang bersinar, ia memakai perhiasan emas dan memakai
kalung yang menakjubkan. Ia mengendarai kereta, sanjatanya adalah petir yang
mengeluarkan berkas cahaya dari langit. Tapi lebih sering dia disebut
bersenjata busur dan panah yang dapat melesat cepat. Ia sangat dahsyat yang
dapat menghancurkan seperti binang buas, dan sering dipanggil dengan sebutan
banteng atau babi hutang yang kemerah-merahan di sorga. Ia amat dimuliankan
lebih kuat dari yang kuat, cepat tidak dapat diserang dan tidak dapat diatasi
kekuatannya. Dengan hukum dan wilayahnya dia mengetahui apa yang dikerjakan
oleh manusia dan Dewa-dewa. Ia murah hati mudah dipanggil serta pengasih dan
penyayang namun kadang-kadang bengis tetapi tidak semata-mata bengis seperti
raksasa. Ia juga memberikan anugrah. Ia mengobati orang-orang yang sakit.
Tenaga untuk mengobati dan sifat
kasih sayang kemudian terdapat pada hujan yang disertai dengan angin kencang
dan guntur yang
membawa kesuburan.
Beberapa kutipan-kutipan yang
berhubungan dengan rudra :
1. Tvadattebhi Rudra samtamebhih
Satam hima asiya
bhesa jebhih
Vi asmad dveso
vitaram vyambho
Vi
amisvas catayasva visucih
Artinya :
Dengan
obat-obatan yang amat menyegarkan yang engkau berikan, oh rudra semoga hamba
mencapai seratus musim dingin. Usirlah jauh-jauh kebencian, kesedihan, penyakit
dari kami dalam semua arah.
2.
Ma tva Rudra
cukrudhama namobhir
Ma
dustuti vrsabha ma sahuti
Un
no viram arpaya bhesajebhir
Bhisaktamam tva bhisajam srnomi
Artinya :
Oh
Rudra, semoga kami tidak membenci engkau dengan hormati, pun pula tidak dengan
pujian yang menyakitkan, pun pula tidak dengan dosa kami bersama. Bangkitkanlah
pahlawan-pahlawan kami dengan obat-obatan, kami mendengarkan engkau sebagai
dukungan yang terbaik.
4.
Varuna
Disamping Indra Varuna adalah Dewa terbesar dalam Rg. Weda. Ia menggerakkan
tangannya, Ia berjalan, duduk, makan dan minum. Matanya adalah matahari yang
dengan itu Ia mengamati dan mengawasi umat manusia. Ia bermata seratus melihat
amat jauh. Ia memakai mantel dan mengenakan jubah yang bersinar. Keretanya
bersinar seperti matahari dan ditarik kuda-kuda yang bagus. Sering kali Varuna
disebut sebagai seorang raja, terutama raja alam semesta. Wilayah kekuasaannya
yang suci sering kali dibayangkan sebutan maya
yaitu kekuatan gaib, maka julukannya yang paling terkenal ialah mayain.
Varuna dipuja-puja sebagai penyangga tertib fisik dan tertib moral. Ia
adalah penguasa Rta yaitu tertib alam
semesta. Ia memperkukuh sorga dan dunia dan
dengan tertib hukumnya sorga dan dunia masig-masing disangganya. Ia
membuat ayunan emas untuk menerangi sorga. Varuna adalah penguasa cahaya baik
malam maupun siang hari. Ia yang menyebabkan sungi-sungai mengalir.
Hukum-hukumnya bersifat langgeng, Dewa-dewa sendiri meuruti hukumnya.
Kekuasaannya demikian besar sehingga tidak ada burung yang terbang di langit
atau sungai yang mengalir dapat mencapai batas wilayahnya. Ia merangkul seluruh
alam semesta. Ia mengetahui segala tidak ada satupun makhluk yang luput dari
pengetahuan beliau. Sebagai penguasa moral Varuna jauh berada di atas
Dewa-dewa yang lain.
Berikut kutipan-kutipan yang berhubungan dengan Varuna :
1. Dhira tu asya mahina janumsi
Vi yas tastambha
rodaksi cid urvi,
Pranakamrsvam
nunude brhantam
Dvita
naksatram paprathaccabhuma
Artinya :
Sesungguhnya
menjadi cerdas semua makhluk karena kekuasaan dia yang menopang dua dunia yang
lebar itu masing-masing. Dia mengerakkan langit yang tinggi dan bintang dan Ia
membentangkan dataran bumi ini.
2.
Uta svaya tanva sam vade tat
Kada
nu antar varune bhuvami
Kim
me havyam ahmano juseta
Kada mrlikam
sumana abhy khyam
Artinya :
Maka
kami bercakap dengan diri kami sendiri : kapankah kami dapat bersatu dengan
Varuan? Sajian kami yang manakah yang menyenangkan tanpa meninmbulkan murkanya?
Dan kapankah kami dapat melihat kasih sayangnya dengan tanang?
Demikianlah
beberapa gambaran dan penjelasan mengenai Dewa-dewa yang ada dalam Weda
khususnya dalam Rg. Weda yang kami kutip secara garis besarnya saja. Dimana
kita ketahui agama dalam Rg. Weda terutama terdiri atas pemujaan dewa-dewa yang
semakin besar merupakan personifikasi kekuatan-kekuatan yang ada dibelakang
kekuatan-kekuatan alam. Nyanyian weda terutama adalah doa-doa yang ditujukan
sepada dewa-dewa ini dan juga untuk hadir pada persembahan soma dan korban api
dengan mentega cair.
Pada umumnya dalam Rg. Weda dinyatakan jumlah dewa-dewa itu adalah 33
yang dibagi menjadi tiga bagian yaitu Dewa-dewa Bumi, Dewa-dewa Langit dan
Dewa-dewa Surga. Dewa-dewa itu dibayangkan sebagai manusia dalam penampilannya
dengan tujua untuk mempermudah mempersonifikasikannya.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
1. Pengetahuan
weda adalah pengetahuan suci yang bersifat hakiki yang memiliki kebenaran
mutlak dan bersumber langsung dari Tuhan (Brahman), yang memberi tuntunan
kepada umat manusia untuk mencapai kebahagiaan dan kedamaian baik di dunia
maupun diakhirat.
2. Weda
memberikan penjelasan bahwa Hindu tetap memuja dengan system Monoteisme mutlak
seperti dalam kutipan weda “Ekam Eva
Adwityam Brahman yang artinya hanya
satu Tuhan tiada yang kedua demikian ucapan weda. Oleh karena itu sangat jelas Hindu memuja satu
Tuhan (monotaesme).
3. Dari penjelasan pengertian
singkat tantang Tuhan, Dewa dan Bhatara di atas kita dapat mengetahui gambaran
secara umum mengenai konsep ketuhanan dalam ajaran agama Hindu dimana agama
Hindu mengenal banyak personifikasi Tuhan sesuai dengan swabawanya atau
manifestasi yang dipuja namun pada haketnya konsep ketuhanan dalam Hindu adalah
monoteisme yaitu mengenal satu Tuhan sebagai hakekat tertinggi.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Ranganathananda, Swami, 1993. Suara Vivekananda. Hanoman Sakti Bandung
2.
Santri,
Raka, 2000. Tuhan Dan Berhala.
Yayasan Dharma Nereda Denpasar.
3.
Kobalen,
A.S, 2001. Dewa Dan Doa. Paramitha
Surabaya.
4.
Chandrasekharendra,
Sri Saraswati, 1971. Aspek-aspek Agama
Kita. Dep. Agama R.I Jakarta
5.
Somvir, Dr. 2003. 108
Mutiara Veda, Denpasar
6.
Bantes, Ketut BA, 1995. Modul Bhagawadgita. Dirjen Bimas Hindu Dan Budha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar